Senin, 22 Juni 2015

PARIWISATA UNTUK KEHIDUPAN MASA DEPAN BANGSA


(Penulis: Taufik Hidayat - Mahasiswa Manajemen Pariwisata
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata YAPARI-AKTRIPA Bandung)


Pemerintah Indonesia di bawah kabinet kerja kepemimpinan presiden baru Bapak Ir. H. Joko Widodo pada tahun 2014 telah resmi mengubah nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Perubahan ini dilakukan karena pemerintah telah menyadari bahwa pariwisata harus sudah lebih konsen untuk mengembangkan pariwisata nasional. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2014 mencapai 9,44 juta yang berarti naik 7,19% dari tahun 2013 yang hanya berjumlah 8,8 juta. Ini menjadikan daya saing pariwisata Indonesia berada pada urutan 70 dari 140 negara di dunia. Dilihat dari pertumbuhan yang menjanjikan ini, sudah sewajarnya pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah fokus terhadap bidang pariwisata tanpa mencampur bidang pariwisata dengan bidang-bidang lainnya. 

Keseriusan pemerintah terhadap pariwisata sudah terlihat dari sisi pendidikan, perguruan tinggi pariwisata di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan jumlah. Pada tahun 2014 saja, terdapat 53 Perguruan Tinggi Pariwisata dari 4.300 perguruan Tinggi di Indonesia (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi 2014). Peningkatan jumlah ini selalu disesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia berkompeten di bidang pariwisata yang setiap tahun terus meningkat pula. Dengan berkembangnya perguruan tinggi pariwisata, diharapkan mampu melahirkan SDM berkompeten yang mengerti tentang kondisi pariwisata di Indonesia sehingga SDM pariwisata Indonesia dapat bersaing dan tidak dikuasai oleh asing. Lalu, seberapa berpeluangkah bidang pariwisata dapat menyerap tenaga kerja?

United Nations of Word Tourism Organization (UNWTO) menyatakan bahwa satu dari sebelas peluang kerja di dunia adalah di bidang pariwisata. Di Indonesia sendiri, sudah terdapat 375.000  tenaga kerja pariwisata dan 32% atau sekitar 121.520-nya telah memiliki sertifikasi kompetensi pariwisata (Metro TV News, 2014). Peluang kerja ini akan terus bertambah jika pariwisata di Indonesia dapat dikembangkan secara optimal karena sebenarnya perkembangan karakteristik bisnis pariwisata Indonesia terus mengalami peningkatan, peningkatan ini tentu harus diikuti oleh jumlah tenaga kerja pariwisata yang semakin meningkat pula. Kelemahan pariwisata di Indonesia ada pada infrastruktur pariwisata, infrastruktur informasi, komunikasi dan teknologi serta permasalahan kesehatan dan kebersihan yang ketiganya termasuk ke dalam bottom three masalah prioritas kepariwisataan Indonesia (Word Economic Forum, 2013) . Jika kelemahan ini dapat ditanggulangi, maka investor akan melirik Indonesia sebagai tempat yang potensial untuk ditanamkan modal, khususnya modal bisnis kepariwisataan.

Saat ini pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan kawasan pariwisata, salah satu yang akan terealisasi adalah kawasan Tanjung Lesung yang berada di Pandeglang Banten yang sedang  dalam tahap pembangunan integrasi kawasan seperti yang ada di Nusa Dua Bali. Dengan luas kawasan empat sampai dengan lima kalinya kawasan Nusa Dua Bali, kawasan ini sebenarnya sudah dimulai pembangunannya sejak tahun 1997 dan rencanya, pengembangan kawansan ini akan dimulai dengan membuat flora & fauna conservation park dan kawasan wisata mangrove. Tentunya pengembangan kawasan ini akan memberikan kesempatan kepada investor baik lokal maupun asing untuk dapat menginvestasikan jaminannya pada pengembangan kawasan ini. Kawasan ini nantinya dapat ditempuh selama empat jam dari Jakarta dengan jarak kurang lebih 186 km dan rencananya juga akan dibangun mini airport yang bisa didarati oleh pesawat kecil berkapasitas 30 orang. Lokasinya pun yang strategis karena dekat dengan wilayah Baduy, Ujung Kulon dan Gunung Krakatau menambah keistimewaan kawasan ini. Dampak finansial yang dihasilkanpun sangat banyak yaitu mulai dari penyerapan tenaga kerja, citra daya tarik wisata yang semakin terangkat, pendapatan asli daerah akan tumbuh dengan pesat serta terjalinnya corporate responsibility social (CRS) antara perusahaan dengan masyarakat lokal di bidang pendidikan dan kesehatan.

Selain Tanjung Lesung, daerah lainnya yang direncanakan akan dijadikan integrasi kawasan antara lain Bintan, Natuna, Lombok, Lampung, Berau, dan Bangka Belitung. Bahkan, Bangka Belitung akan sudah dijadikan sebagai daerah industri berbasis pariwisata yang bisa disinggahi oleh kapal pesiar serta Kepulauan Natuna di Provinsi Kepualaun Riau yang sudah dijadikan tempat latihan bagi taruna se-ASEAN. Hal ini disampaikan oleh Bapak Poernomo Siswoprasetjo TJ, MBA beliau adalah CEO Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia Chapter saat memberikan seminar “Perkembangan Karakteristik Bisnis Pariwisata Dalam Memasuki Era MEA 2015” di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung pada tanggal 4 Mei 2015 lalu.

Kegiatan pariwisata selalu saja bersinergi dengan kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi menyatakan bahwa setiap ada kegiatan pasti akan ada penyerapan tenaga kerja dan penurunan tingkat pengangguran lalu peningkatan pendapatan yang berujung pada kesejahteraan masyarakatnya. Saat ini, pembangunan kawasan wisata semakin banyak dan strategi unggul untuk meningkatkan kualifikasi SDM pariwisata pun sudah gencar dilakukan. Maka dari itu, target sektor pariwisata Indonesia adalah harus bisa masuk ke tiga besar sektor yang menghasilkan devisa bagi negara (selama ini adalah sektor migas, pertambangan dan pertanian/perkebunan). Dengan segala keunggulan pariwisata yang dimiliki dan keseriusan pemerintah untuk mengembangkan pariwisata nasional, hal tersebut bukanlah hal yang mustahil. Sehingga dengan melihat perkembangan pariwisata Indonesia yang semakin maju dan prospek kegiatan pariwisata yang menjanjikan di masa depan, sudah seharusnya pariwisata Indonesia berkontribusi besar bagi kehidupan masa depan bangsa.

Tidak ada komentar:

MENUJU DESA SADAR WISATA: PEMERINTAH DESA LUBUK MENYELENGGARAKAN BIMTEK PENGEMBANGAN PARIWISATA TINGKAT DESA

Oleh: Taufik Hidayat | Analis Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau Pemerintah Desa Lubuk bersama Badan Permusyawara...